Penalaran menurut wiki adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan indera (observasi
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Penalaran
sebagai sebuah kemampuan berpikir, memiliki dua ciri pokok, yakni
logis dan analitis. Logis artinya bahwa proses berpikir ini
dilandasi oleh logika tertentu, sedangkan analitis mengandung arti
bahwa proses berpikir ini dilakukan dengan langkah-langkah teratur
seperti yang dipersyaratkan oleh logika yang dipergunakannya. Dalam
penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut premis
dan hasil kesimpulannya disebut konkulusi.
Terdapat 2 jenis metode penalaran, Penalaran Induktif yang
merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa
khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada
suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
dan Penalaran Deduktif yang merupakan prosedur yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya
telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Namun kali ini penulis akan berfokus pada penalaran Induktif
saja.
Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir berupa penarikan kesimpulan
yang bersifat umum (berlaku untuk semua/ banyak) atas dasar pengetahuan
tentang hal-hal khusus (fakta). Artinya dari fakta-fakta yang diperoleh
kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Penalaran induktif dapat dilakukan
secara terbatas dengan mencoba-coba. Sehingga dapat dikatakan bahwa
penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus. Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran induktif adalah proses berfikir berupa penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal-hal khusus menjadi hal – hal yang bersifat umum.
Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus. Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran induktif adalah proses berfikir berupa penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal-hal khusus menjadi hal – hal yang bersifat umum.
Jenis – jenis penalaran Induktif yaitu :
- Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang menyimpulkan suatu fenomena secara
umum berasal dari kejadian- kejadian tunggal atau dari sampel untuk
menyimpulkan sifat suatu populasi.
Contoh :
Valentino Rossi menang Moto GP menggunakan motor Yamaha.
Jorge Lorenzo menang Moto GP menggunakan motor Yamaha.
Kesimpulan: Setiap orang yang menggunakan motor Yamaha memenangkan Moto GP.
Nilai kebenaran pernyataan ini diragukan karena belum terbukti kemenangan dalam Moto GP disebabkan karena pengaruh motor Yamaha atau bukan.
Macam – macam generalisasi :
1.Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki.
Contoh :
Setelah melakukan survey terhadap seluruh anggota RW 12, kemudian didapatkan kesimpulan bahwa: Setiap anggota RW 12 sudah bisa membaca dan menulis. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu kemampuan membaca dan menulis, diselidiki terhadap semua populasi yang ada.
2.Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh :
Setelah kita melewati beberapa wlayah jalan di DKI Jakarta ternyata kondisinya berlubang dan macet, kemudian kita simpulkan bahwa kondisi jalan di DKI Jakarta adalah berlubang dan juga macet, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi tidak sempurna ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ke tingkat pasti sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generalisasi ini jauh lebih praktis dan lebih ekonomis dibandingkan dengan generalisasi sempurna.
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki.
Contoh :
Setelah melakukan survey terhadap seluruh anggota RW 12, kemudian didapatkan kesimpulan bahwa: Setiap anggota RW 12 sudah bisa membaca dan menulis. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu kemampuan membaca dan menulis, diselidiki terhadap semua populasi yang ada.
2.Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh :
Setelah kita melewati beberapa wlayah jalan di DKI Jakarta ternyata kondisinya berlubang dan macet, kemudian kita simpulkan bahwa kondisi jalan di DKI Jakarta adalah berlubang dan juga macet, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi tidak sempurna ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ke tingkat pasti sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generalisasi ini jauh lebih praktis dan lebih ekonomis dibandingkan dengan generalisasi sempurna.
Dari segi bentuknya generalisasi dibedakan menjadi 2, yaitu : loncatan
induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45).
- Analogi
Penalaran Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data
atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari
dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan
kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh:
Orang yang berdagang layaknya dengan memancing, pasti dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, untuk mendapatkan hasil pancing yang besar dibutuhkan umpan yang besar pula, begitu juga dengan berdagang, untuk mendapatkan hasil yang besar maka modal yang dibutuhkan juga harus besar juga.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
Orang yang berdagang layaknya dengan memancing, pasti dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, untuk mendapatkan hasil pancing yang besar dibutuhkan umpan yang besar pula, begitu juga dengan berdagang, untuk mendapatkan hasil yang besar maka modal yang dibutuhkan juga harus besar juga.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
1) Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2) Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3) Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh :
Joko kursus di LPIA.
Joko mahir berbahasa Inggris.
Danu kursis di LPIA.
Oleh sebab itu Danu mahir berbahasa Inggris.
Joko mahir berbahasa Inggris.
Danu kursis di LPIA.
Oleh sebab itu Danu mahir berbahasa Inggris.
- Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan yang akibatnya
bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering
kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker
darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga
hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
- Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
- Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupakan simpulan.
- Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut:
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
0 Comments:
Post a Comment