Itu hanya untuk minyak tanah nya saja, belum di tambah biaya - biaya lain, seperti Minyak goreng, dan sembako lainnya.
Saya baru dengar dari kawan saya, bilamana dia menggunakan bahan bakar yang berbeda untuk menyalakan kompor minyak nya, selain itu, harganya juga relatif lebih murah dari minyak tanah di eceran, serta yang paling penting cara mendapatkannya juga sangat mudah, dan tidak perlu antri di pengecer minyak tanah.
"Bahan apa itu?" saya bertanya kepada nya, dan dia menjawab, "Ini isinya solar".
Hah, solar? saya berfikir, kenapa dia menaruh solar di dalam kompor minyak nya? apakah tidak menimbulkan ledakan? lalu bagaimana cara dia memodifikasi kompor minyak nya sehingga dapat menggunakan solar di dalam kompornya?
Lalu singkar cerita, saya tanyakan kepadanya tentang pemikiran saya itu, dan katanya, Solar yang ditaruh di dalam kompor minya tidak akan meledak, dan kompornya juga tidak dimodifikasi sedikitpun, hanya kompor bekas minyak tanah saja.
kemudian saya pikir - pikir, kalo solar itu mirip - mirp sama minyak tanah.
1. Solar tidak mudah terbakar dalam suhu rendah sama seperti minyak tanah.
2. Solar jika ditaruh batang korek api ke wadah nya tidak terbakar sama seperti minyak tanah.
3. Solar adalah minyak tanah yang belum di olah.
lalu perbedaan solar dengan minyak tanah.
1. Solar masih di subsudi sampai saat ini.
2. Membeli solar juga tidak terlalu sulit, hanya antre di SPBU, dan membawa jirigen ukuran 4 - 5 liter dengan uang 20 - 25 ribu saja kita sudah memenuhi jirigen yang kita bawa.
3. Tidak perlu antre minyak tanah seperti ini :
Sekarang mari kita bandingkan bila kita memakai solar yang sekarang seharga Rp 4500 per liter, dan kita menkonsumsi 10 liter solar untuk memasak tiap hari, maka sebulan kita memerlukan dana sebesar Rp 4.500 x 10 x 30 = Rp 1.350.000
bandingkan dengan memakai minyak tanah yang sampai mengeluarkan dana 2,4 juta rupiah. Sungguh jauh berbeda bukan.
0 Comments:
Post a Comment