Powered By Blogger Submit Your Site To The Web's Top 50 Search Engines for Free! Online Marketing

Subscribe Now

Friday, October 22

Kalimat Efektif


Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
            Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?”  Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”
            Yang perlu diperhatikan oleh para siswa dalam membuat karya tulis, baik berupa essay, artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.
            Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1.  Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
-          Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

-          Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

-          Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)

-          Pada era zaman  modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)

-          Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)



2.  Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
-          Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)

-          Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

 
               3.  Penggunaan imbuhan yang kacau :
-          Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)

-          Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.

-          Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)

-          Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)

4.  Kalimat tak selesai :
-          Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)

-          Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)


5.  Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
-          Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.    
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.                                 

-          Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

-          Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)

      -     tau             à  tahu                             -   negri         à  negeri
      -     kepilih       à  terpilih                           -   faham       à  paham
      -     ketinggal   à  tertinggal                      -   himbau     à  imbau
      -     gimana      à  bagaimana                   -   silahkan    à  silakan
      -     jaman        à  zaman                         -   antri           à  antre
      -     trampil       à  terampil                        -   disyahkan à  disahkan

6.  Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
-          Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)

-          Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

-          Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.)



7.   Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
-          Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)

-          Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)

-          Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

8.   Pilihan kata yang tidak tepat :
-          Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)

-          Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)

9.    Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
-          Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.

Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?

(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.

-          Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri

Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?

            (Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)
10.   Pengulangan kata yang tidak perlu :
-          Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)

-          Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)

11.   Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
-          Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)

-          Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya? 
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)


Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)

1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan  ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)

2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan.
Jika bagian kalimat itu menggunakan  kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3.KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang  berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

4.PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
  Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting  di depan kalimat.
Contoh :
1.   Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
2.   Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
  Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel -lah, -pun, dan -kah.
Contoh :
1.   Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2.   Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3.   Bisakah dia menyelesaikannya?
  Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

  Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1.  Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2.  Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam     kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal  karena waktu dan tempat adalah benda mati  yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.


Referensi:
biznet
komunitas mahasiawa

Thursday, October 21

Organisasi Olahraga Nasional dan Internasional


    Organisasi Olahraga Nasional dan Internasional
  • Aero Sport
    Nasional : Federasi Aero Sport Indonesia (FASI)
    Internasional : Federation Aeronatique International (FAI)
  • Anggar
    Nasional : Persatuan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI)
    Internasional : International Fencing Federation (FIE)
  • Angkat Besi
    Nasional : Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI)
  • Atletik
    Nasional : Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI)
    Internasional : International Association Of Athletics Federation (IAAF)
  • Baseball
    Nasional : Perserikatan Bisbol Dan Sofbol Amatir Seluruh Indonesia (PERBASASI)
    Internasional : International Baseball Federation (IBAF)
  • Berkuda
    Nasional :Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI)
    Internasional : International Ekucstrian Federation (IEF)
  • Berlayar
    Nasional : Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (PORLASI)
    Internasional : International Yacht Racing Union (IYRU)
  • Biliar
    Nasional : Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI)
    Internasional : World Pool-Billiard Association (WPA)
  • Binaraga
    Nasional : Persatuan Angkat Berat Dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI)
    Internasional : International Federation Of Weightlifting (IWF)
  • Bola Basket
    Nasional : Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI)
    Internasional : Federation Of International De Basketball Amateur (FIBA)
  • Bola Voli
    Nasional : Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI)
    Internasional : Federation International De Volley-Ball (FIVB)
  • Boling
    Nasional : Persatuan Boling Indonesia (PBI)
    Internasional : International Bowling Federation (FIQ)
  • Bulu Tangkis
    Nasional : Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
    Internasional : Badminton World Federation (BWF)
  • Catur
    Nasional : Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI)
    Internasional : Federation Internationale De Echecs (FIDE)
  • Dayung
    Nasional : Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI)
    Internasional : International Rowing Federational (FISA)
  • Drum Band
    Nasional : Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI)
  • Golf
    Nasional : Persatuan Golf Indonesia (PGI)
    Internasional : International Golf Association (IGA)
  • Gulat
    Nasional : Persatuan Gulat Amatir Seluruh Indonesia (PGSI)
    Internasional : International Gulat Federation (FILA)
  • Hoki
    Nasional : Fedeasi Hockey Indonesia (FHI)
    Internasional : International Hockey Federation (IHF)
  • Judo
    Nasional : Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI)
    Internasional : International Judo Federation (IJF)
  • Karate
    Nasional : Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI)
    Internasional : International Traditional Karate Federation (ITKF)
  • Kartu
    Nasional : Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI)
    Internasional : World Bridge Federation (WBF)
  • Kempo
    Nasional : Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (PERKEMI)
  • Kesehatan Olahraga
    Nasional : Kesehatan Olahraga Republik Indonesia (KORI)
  • Kriket
    Nasional : Persatuan Kriket Indonesia (PCI)
    Internasional : International Cricket Council (ICC)
  • Liong & Barongsai
    Nasional : Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia (PLBSI)
  • Menembak
    Nasional : Persatuan Menembak Dan Berburu Indonesia (PERBAKIN)
    Internasional : International Shooting Sport Federation (ISSF)
  • Motor
    Nasional : Ikatan Motor Indonesia (IMI)
    Internasional : Federation Internationale De Motocyclisme (FIM)
  • Olahraga Air
    Nasional : Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI)
    Internasional : Federation Internationale De Natation (FINA)
  • Olahraga Cacat
    Nasional : Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC)
  • Olahraga Korpri
    Nasional : Badan Pembina Olahraga Korps Pegawai Republik Indonesia (BAPOR KORPRI)
  • Olahraga Mahasiswa
    Nasional : Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI)
  • Olahraga Pelajar
    Nasional : Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (BAPOPSI)
  • Olahraga Wanita
    Nasional : Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI)
  • Panahan
    Nasional : Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI)
    Internasional : International Federation Of Archery (FITA)
  • Panjat Tebing
    Nasional : Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI)
    Internasional : International Federation of Sport Climbing (IFSC)
  • Pencak Silat
    Nasional : Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
  • Renang
    Nasional : Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI)
  • Selam
    Nasional : Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI)
    Internasional : Confederation Mondiale des Activities Subaquatiques (CMAS)
  • Senam
    Nasional : Persatuan Senam Indonesia (PERSANI)
    Internasional : International Gymnastic Federation (FIG)
  • Sepak Takraw
    Nasional : Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI)
    Internasional : International Sepak Takraw Federation (ISTAF)
  • Sepakbola
    Nasional : Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
    Internasional : Federation International Football Association (FIFA)
  • Sepatu Roda
    Nasional : Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PERSEROSI)
    Internasional : Federasi Internationale de Roller Skating (FIRS)
  • Sepeda
    Nasional : Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI)
    Internasional : Union Cycliste Internationale (UCI)
  • Ski Air
    Nasional : Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia (PSASI)
  • Sport Dance
    Nasional : Ikatan Olahraga Dansa Indonesia (IODI)
  • Squash
    Nasional : Persatuan Squash Indonesia (PSI)
    Internasional : World Squash Federation (WSF)
  • Taekwondo
    Nasional : Taekwondo Indonesia (TI)
    Internasional : International Taekwondo Federation (ITF)
  • Tarung Derajat
    Nasional : Keluarga Olahraga Tarung Derajat (KODRAT)
  • Tenis
    Nasional : Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI)
    Internasional : International Tennis Federation (ITF)
  • Tenis Meja
    Nasional : Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI)
    Internasional : International Table Tennis Federation (ITTF)
  • Terbang Layang
    Nasional :Persatuan Olahraga Terbang Layang Seluruh Indonesia (PORTELASI)
  • Tinju
    Nasional : Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PERTINA)
    Internasional : International Amateur Boxing Association (AIBA)
  • Triathlon
    Nasional : Federasi Triathlon Indonesia (ITF)
    Internasional : International Triathlon Union (ITU)
  • Wartawan Olahraga
    Nasional : Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia (SIWO PWI)
  • Wushu
    Nasional : Wushu Indonesia (WI)
    Internasional : International Wushu Federation (IWF)
  • Xiangqi
    Nasional : Persatuan Xiangqi Indonesia (PEXI)
  • Kano
    Internasional : International Canoe Federation (ICF)

Tuesday, October 19

Variety Languages in 'Bahasa Indonesia'



- Variations on the basis of their functions or terms of usage

Language variation with respect to users, users or functions called fungsiolek, variety or register. This variation is usually discussed on the basis of usage, style, or level of formality and means of use. Variations of this usage of language based on the field relates to the language used for or what area. For example, in literature, journalism, agriculture, military, shipping, education, etc..

- Variations in terms of formality

According to Martin Joos, language variation is divided into five different styles (variety), namely:
Variety frozen (frozen) is the most formal language variation, which is used in situations solemn and formal ceremony. For example, in sermons, laws, notary certificate, oath, etc..
Range official (formal) is a variation of the language used in state address, official meetings, lectures, textbooks, etc..
Variety of business (consultative) is a variation of a common language used commonly in school talks, meetings, or talks result oriented or production. The realization of this variety are among the diverse range of formal and informal or casual.
Variety casual (casual) is a variation of the language used in situations unofficial invitation to chat family or friends at the time of rest, exercise, recreation, etc.. Variety is widely used allegro form, ie, a shortened form of speech.
Variety intimate (intimate) is a variation of the language commonly used by the speakers who hubngannya already familiar, such as between family members, or friends of friends. Variety is using language that is incomplete, unclear articulation.

- Variations in terms of facilities

Variations in language can also be viewed in terms of means or lines used. In this case can be referred to a variety of oral and written.
Variety is the diversity of languages spoken is expressed through verbal media, related by space and time so the situation can help understanding the disclosure.
Variety wrote was great diversity of languages used by the media writes, is not associated space and time so that the necessary completeness of the structure until the target visually. Variety of language is influenced by the shape, pattern sentences and punctuation.
Goeller (1980) reveals three characteristics of the variety of written language:
- Accuracy (accurate) that kelogisan any information or ideas that are written.
- Bravety (compact) is a concise expression of ideas, not using words redundant and repetitive, and all words used in a sentence is its function.
- Clarity (clear) that is easy to understand writing, reasoning clear (the flow of thoughts is easy to follow by readers, and do not cause a double interpretations.

There are two striking differences observed between the various written and oral language, namely:
- In terms of atmosphere / events
If using written language, of course, people who are not invited to speak in front of us. Therefore there needs to be clarity about the grammatical functions such as subject, predicate, object and relationships between each of these functions must be real and clear. While the spoken language speakers face to face with his interlocutors that grammatical elements are sometimes negligible.
 - In terms of intonation
What distinguishes it is the intonation that is associated with shorter length of the sound / tempo, high-low sound / tone, loud or soft pressure of a difficult symbolized in spelling and punctuation as well as ways of writing.

Examples of the use of different languages in various fields:
- Variety of legal language
Variety of law in Indonesia has a characteristic language of science (Moeliono 1974) namely:
- Gentle and inexact
- Objective and suppress personal bias
- Provide a thorough definition of the name, nature, and the category being investigated to avoid confusion
- Not emotional and avoid interpretations that bersensasi
- Standardize the meaning of words, expression and presentation style

- Variety of journalistic language
Language of journalism is a style of language used by journalists in news writing and referred to as the communication language. Romli, the language used by journalists to write news in the mass media are:
- Communicative that is directly touching the material or to the point
- Specific ie, clear or easy to understand people a lot, saving words, avoid redundant words, obey the rules EYD and short sentences.

With regard to language variation based on the level of class, status and social class of the speakers recognized the existence of language variation akrolek, basilek, vulgal, slang, kulokial, jargon, argoi, and ken. The explanation of language variation are as follows:

  1. Akrolek are social variations that are considered higher or more prestigious social darivariasi other;
  2. Basilek are social variations that are considered less prestigious or even despised;
  3. Vulgal is social variation characteristics appear in the user language from among the less educated or uneducated;
  4. Slang is the social variation that is privileged and confidential;
  5. Kolokial is social variation that is used in everyday conversations that tend to abbreviate the word because it is not a written language. Misalnya dok (dokter), prof (profesor), let (letnan), nda (tidak), dll..; For example dock (doctor), prof (professor), let (lieutenant), nda (not), etc.
  6. Jargon is used social variation limited by a particular social group. For example, the mechanic with the term flywheel, expandable, etc.;
  7. Argot is a social variation that is used in limited by certain professions and confidential. For example, the language of the thief and pickpocket eye glass means the police;
  8. Ken is a social variation pitched pleading, whining made full of pretense. For example, variations in the language of the beggars.

Saturday, October 16

Aljabar


Aljabar adalah suatu kalimat matematika yang mengandung variabel dan konstanta.

Mengubah pernyataan aljabar menjadi bentuk aljabar

  • Sepotong kayu yang panjang mula-mula adalah 30 cm, dipotong x cm dan dibagi menjadi 9 potong. Bentuk aljabarnya adalah:


\frac{30-x}{9}

  • Segenggam wortel yang panjangnya 16 cm dimakan sepanjang a cm. Bentuk aljabarnya adalah:
16 − a

Koefisien bentuk aljabar

  • Tentukan koefisien dari 8x + 2 + 3y!
Koefisien dari x adalah 8 dan koefisien dari y adalah 3

Suku-suku yang sejenis

Perhatikan bentuk aljabar berikut!
4x, 3x, 4, 4y, 3x, 7, 2x, 5a, 6b, 8k
Suku-suku yang sejenis adalah 4x, 3x, 3x, 2x.
Suku-suku yang tidak sejenis adalah 4y, 5a, 6b dan 8k.

Menyelesaikan operasi hitung aljabar

Penjumlahan dan Pengurangan

Contoh:
  • 2d + 4d = 6d
  • 3e + 3e = 6e
  • 9x - 4x = 5x
  • 5x - 3x = 2x

Dengan cara mengumpulkan suku-suku sejenis

Contoh:
  • 2e + 3t + 4e + 5t = 6e + 8t
  • 3x + 4y - 6y + 5x + 7y - x = 7x + 5y
  • 4a + 3b - 5c + 7a - 6b + 5c = 11a - 3b

Friday, October 15

Rumus Balok dan Kubus


Kubus banyak sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari - hari, misalkan Casing Komputer, Kardus Mie, Lemari, Korek Api, dll.
Bila kita ingin mengetahui rumus terhada bentuk Kubus, dibawah ini ada rumusnya, diantaranya :

Luas permukaan

L = 2\cdot (p\cdot l + p\cdot t + l\cdot t)


Volume

V = p\cdot l \cdot t


Panjang diagonal ruang

d_R = \sqrt{(p^2+l^2+t^2)}


panjang diagonal bidang

d_{B1} = \sqrt{(p^2+l^2)}
d_{B2} = \sqrt{(p^2+t^2)}
d_{B3} = \sqrt{(l^2+t^2)}


Luas bidang diagonal

L_{B1} = d_{B1}\cdot t
L_{B2} = d_{B2}\cdot l
L_{B3} = d_{B3}\cdot p
Pernahkah kamu melihat dadu? Dadu merupakan salah satu alat permainan yang berbentuk kubus.
sifat2 nya :)
a. Semua sisi kubus berbentuk persegi.
b. Semua rusuk kubus berukuran sama panjang
c.Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang.
d. Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang.
e. Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegipanjang.
rumusnya :

Luas

K = 6\cdot r*r

Volume

L = \ r^3

Saturday, October 2

Pola dan Unsur Kalimat


Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari
beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar
tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah
yang berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

1.      Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

(1) Mereka / sedang berenang.
S              P (kata kerja)
(2) Ayahnya / guru SMA.
S              P (kata benda)
(3) Gambar itu / bagus.
S              P (kata sifat)
(4) Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S                                              P (kata bilangan)
2.      Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Misalnya:
(5) Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
S                              P                              O
3.      Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Misalnya:
(6) Anaknya / beternak / ayam.
S                    P             Pel.
4.      Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Misalnya:
(7) Dia /  mengirimi / saya  /  surat.
            S                  P              O             Pel.
5.      Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan keterangan. Misalnya:
(8) Orang itu / berasal / dari Surabaya.
S                P                            K
6.      Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Misalnya:
(9) Saya / memasak / makanan / di dapur.
S              P                      O                     K






Unsur-Unsur dalam Kalimat Dasar
  1. Subjek
Ciri-ciri:
v  Jawaban atas pertanyaan "Apa" atau "Siapa" kepada Predikat.
Contoh: Juanda memelihara binatang langka.
Siapa yang memelihara? Jawab: Juanda, maka "Juanda" adalah subjek sedangkan "memelihara" adalah predikat. Sedangkan siapa atau apa binatang langka tidak menghasilkan jawaban.
v  Biasanya disertai kata itu, ini, dan yang.
Contoh: Anak itu mengambil bukuku.

  1. Predikat
Ciri-ciri:
v  Menimbulkan pertanyaan "Apa" atau "Siapa".
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabnya (lihat contoh ciri-ciri subjek pertama). Subjek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
v  Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
v  Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedangm belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek) seperti ingin, hendak, dan mau.
  1. Objek
Ciri-ciri:
v  Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakag predikat, tidak pernah mendahului predikat.
v  Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

v  Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
  1. Pelengkap
Ciri-ciri:
v  Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya pada kalimat berikut:
a. Diah mengirimi saya buku baru.
b. Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat "buku baru" dan "sepeda baru" di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
v  Hasil Jawaban dari Predikat dengan Pertanyaan "Apa".
Contoh: Pemuda itu bersenjatakan parang.
Bersenjatakan apa? Jawab: parang, maka "parang" adalah pelengkap.
  1. Keterangan
v  Dapat dipindah-pindah posisinya.
Contoh:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu. (SPOK)
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue. (KSPO)
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue. (SKPO)
"Dengan bahan itu" adalah keterangan dari kalimat-kalimat di atas. Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO, jika tidak dapat dipindah maka bukan keterangan.




Popular Posts This Months

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

IP